Rabu, 29 November 2006

MUBES IAIC

a step to make it (IAIC) forward

Komik Fantasista dan Go yang sering saya baca di asrama waktu itu, yang berceritakan tentang permainan sepakbola, mengilhami satu cerita kepada saya. Yaitu tentang filosofi permainan sepakbola itu sendiri, membawa bola itu kedepan, walau cuma satu langkah semua orang harus berusaha.

Lalu, kita bercerita tentang IAIC, bila setiap orang melihat dalam satu lapangan besar yang berisi keseluruhan pemain, dan semua berusaha memajukan bola walau hanya satu langkah kedepan, dan dengan melihat satu lapangan besar yang berisi keseluruhan pemain, setiap orang akan melihat sampai sejauh mana bola itu bergulir.

IAIC sekarang, berbeda dengan IAIC yang lampau, berbeda dengan IAIC yang dahulu dibentuk, berbeda dengan IAIC dua atau empat tahun yang lalu. Setiap kepengurusan IAIC memberikan warna dominan terhadap laju IAIC, apakah IAIC butuh Visi dan Misi Organisasi, atau biarkan hanya Visi dan Misi Kepengurusan, akan saya kupas pada kesempatan berikutnya..

IAIC sekarang adalah IAIC yang ingin lebih membuka dirinya ke dunia luar, memberikan manfaat yang sebesar-besar apa yang bisa dilakukannya, tanpa menghilangkan poin dasar dari IAIC itu sendiri, yakni tali silaturahmi.

Berangkat dari perubahan itu, ada dua poin yang digarisbawahi dan yang menjadi langkah yang mesti dikukuhkan terus pada IAIC dan anggotanya, yakni pengeratan tali silaturahmi dan dedikasi pada masyarakat luas.

Sampai kepengurusan ini (2004-2006) pengejewantahan dari dua poin diatas di diferensiasi (dibagi) pada struktur kepengurusan yang ada, yakni IAIC wilayah yang bertanggung jawab atas suksesnya pengejewantahan dari poin pertama, yaitu silaturahmi dan IAIC pusat yang bertanggung jawab atas pengejewantahan atas poin yang kedua, yakni dedikasi untuk masyarakat luas.

Masyarakat luas sendiri berdasarkan definisi AD/ART dan GBPK yang ada adalah, Agama, Bangsa, dan Insan Cendekia, dimana Insan Cendekia itu sendiri diartikan sebagai Pengembangan Sumber Daya Manusia atau yang lebih dekat yaitu dunia pendidikan.

Differensiasi IAIC ini hendaknya menjadi perhatian bagi kita semua, bahwa IAIC sudah memulai langkahnya untuk maju kedepan, dan saatnya untuk memajukannya lagi satu langkah kedepan. Semua pihak yang ada diwilayah dan berkontribusi melalui pusat hendaknya saling mengingatkan mana porsi besar yang harus kita lakukan pada setiap kegiatan yang ingin IAIC lakukan, poin silaturahmi atau poin dedikasi, lalu kemudian melihat dari wadah yang kita diami, atas nama wilayah atau atas nama pusat, yang menjadikan fokus kegiatan yang kita lakukan menjadi berbeda pula.

Perubahan yang signifikan kedua yang ada dalam IAIC adalah pemetaan SDM berdasarkan tahun kelulusannya dari Insan Cendekia. Dimana pembagian yang ada menjadikan aktifitas masing-masing anggota IAIC terkonsentrasi pada wilayah atau pusat, pada poin silaturahmi atau dedikasi.

Tahun pertama sampai ke tiga kelulusan menjadikan para alumni mengkonsentrasikan diri ke wilayah, artinya terfokus pada silaturahmi, main-main-dan main, becanda-becanda-dan becanda, rame-ramean, dll. Pada tahun ini observasi dan pematangan nilai-nilai silaturahmi harus digalakkan, kegagalan pematangan nilai silaturahmi oleh wilayah dan para anggota wilayah lainnya menjadikan porsi kegegalan IAIC untuk mendedikasikan dirinya ke masyarakat luas mengalami perlambatan yang tak perlu.

Tahun keempat dan seterusnya, menjadikan alumni lebih terkonsentrasi pada dedikasi tanpa batas ke masyarakat luas dan IAIC itu sendiri. Artinya keterbatasan akan mobilitas menjadikan pola pendedikasian ini harus terus diefisienkan dan mampu diakses semua pihak dalam IAIC.

Perubahan signifikan yang ketiga, penyesuaian struktur organisasi yang berimbas pada meluasnya kinerja pengurus yang menajdikannya memerlukan badan otonom untuk menjalankan fungsinya yang strategis, yakni pembentukan BSO, akan saya tuliskan pada kesempatan berikutnya. BSO yang dibentuk pada kepengurusan ini adalah, Koperasi IAIC, IAIC Learning Center (ILC), dan insyaallah Group Pecinta Alam IAIC yang akan diresmikan pada pendakian peradana pada ke gunung lawa, 8 desember 2006 mendatang.

Setiap BSO memiliki fungsi strategis yang akan membantu IAIC mewujudkan dua poin yang saya ungkapkan diatas. Koperasi IAIC yang mewakili Kemandirian, ILC yang mewakili Dedikasi Keilmuan dan Pecinta Alam yang mewakili Loyalitas Tinggi. Ketiga BSO ini kedepannya akan mengambil peranan penting dalam pengembangan IAIC dan anggotanya.

Tiga perubahan signifikan itu hendaknya menjadi perhatian bagi ita semua, sehingga bola yang sudah bergulir kedepan aharus dimajukan minimal dipertahankan, dan semua orang harus bertahan untuk tidak membuatnya bergulir kebelakang.

MUBES IAIC selain membawa IAIC selangkah lebih maju, juga sebagai momen membuat anggota IAIC maju dengan penggalian Informasi yang dilakukan para anggota saat MUBES berlangsung.

Inilah tema yang diusung pada MUBES IAIC ke-IV. One Step Ahead With.

Semoga MUBES kali ini memberikan manfaat yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam perencanaannya. Insyaallah.

Ketika semua orang sudah bertekad untuk maju, tak ada yang bisa menghalanginya, kecuali Tuhan.

Yogyakarta, 24 November 2006

--IAIC Learning Center [ ILC ]
ABDULLAH ARIFIANTO
Site: [http://www.andoide.com/]
Blog: [ http://www.andocurhat.andoide.com/ ]
YM: [ eaton_gai ]