Minggu, 29 Januari 2006

Menggugah Kesalehan Sosial Para Pemimpin Kita

Hari raya Idul Adha adalah salah satu hari raya besar bagi ummat Islam di dunia. Saat ini berjuta-juta muslim dan muslimah sedang mengadakan ibadah haji di Mekkah sebagai salah satu implementasi dari rukun Islam. Dari segi waktu, hari raya Idul Adha 1626 Hijriyah kali ini mempunyai arti mendalam bagi kita muslim di Indonesia. Perayaan hari raya Idul Adha tahun ini berada di tengah-tengah banyaknya bencana menimpa negara ini. Mulai dari peristiwa peledakan bom yang tidak kunjung usai, kenaikan harga BBM, serangan penyakit flu burung, kasus KKN di lembaga negara, hingga terakhir kasus formalin, serta bencana banjir dan longsor.

Tulisan ini berusaha membahas tentang tindakan ‘pemotongan gaji’ oleh Morales, presiden Bolivia yang baru saja memenangkan pemilihan langsung di negaranya (Republika, 20/12/2005), dihubungkan dengan konsep pengorbanan pada momen Idul Adha, dan perbandingannya dengan keadaan di Indonesia saat ini.

Refleksi Spiritual Idul Adha

Secara etimologis, Idul-Adha terdiri dari dua kata itu berasal dari bahasa Arab. Kata pertama Idul berasal dari kata "'aada-ya'uudu-awdatan wa 'iidan" yang berarti kembali. Sedangkan Adha adalah kata kerja yaitu "Adha-Yudhii-Udhiyatan" yang berarti berkorban. Dengan demikian, arti Idul Adha secara sederhana adalah sebuah tekad untuk kembali kepada semangat pengorbanan. Semangat pengorbanan ini tentunya bisa mengacu pada cerita Nabi Ibrahim dan Ismail, yang sama-sama ikhlas dalam menerima perintah Allah untuk menyembelih Nabi Ismail (Ash-Shaffat: 102-105). Kisah yang penuh dengan sikap ketulusan dan mengajarkan kepada kita bahwa segala apa yang kita miliki di dunia ini adalah titipan Allah semata yang sewaktu-waktu bisa diambil oleh Yang Maha Kuasa.

Hikmah Berkurban

Ada hal penting dalam kegiatan Kurban ini. Betapa kita diperintahkan untuk selalu memperhatikan fakir miskin, dan semangat berkurban. Apabila sifat suka berkorban ini meresap ke jiwa seluruh ummat Islam Insya-Allah akan terwujud ketenangan dan kedamaian dalam masyarakat dan akan dekatlah jurang yang memisahkan antara yang kaya dengan yang miskin, antara yang kuat dengan yang lemah, antara penguasa dengan rakyat biasa.

Namun dalam Islam, ibadah kurban bukanlah sekedar mengalirkan darah hewan kurban dan membagi-bagikannya kepada fakir miskin, tetapi juga memiliki nilai dan makna rohaniah yang sangat dalam dan dampak sosial yang sangat besar. Sebagaimana platform Allah dalam surat Al-Haj ayat 37: Bukan daging dan darahnya yang sampai kepada Allah, melainkan ketakwaanmu yang dapat mencapainya.

Permasalahan

Menurut saya, salah satu sumber masalah para pemimpin di negara kita adalah tidak adanya sikap ‘pengorbanan’ yang mencerminkan semangat berkurban di saat hari raya Idul Adha. Saya ingin menjelaskan permasalahan kerelaan ‘berkorban’ yang masih kurang di kalangan para pejabat pemerintahan, baik eksekutif maupun legislatif. Tentu saja ini sangat jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Morales melalui pengorbanannya memotong gaji untuk diserahkan kepada fakir miskin.

Morales dan Pemotongan Gaji

Dalam sebulan terakhir ini, peta perpolitikan dunia sedikit agak memanas dengan terpilihnya presiden baru Bolivia, Morales. Sosok yang beraliran ‘kiri’ ini sangat kontroversial karena dengan lantang berani mengungkapkan ketidaksukaannya kepada Amerika Serikat, negara adikuasa saat ini. sebuah tindakan yang tergolong ‘nekat’ mengingat hampir semua pimpinan dunia tidak berani bertindak demikian, termasuk pemimpin kita. Amerika Serikat pun mulai gusar dan bertambah gerah seiring dibentuknya koalisi trio, Castro (Cuba), Morales (Bolivia), dan Chavez (Venezuela).

Sebagai pemimpin yang baru terpilih, Morales merelakan setengah dari gajinya untuk ‘disedekahkan’ pada sektor pendidikan dan kesehatan agar lebih banyak pegawai bisa dipekerjakan (Kompas, 29/12/2005). Sebuah tindakan terpuji dari seorang pemimpin masa kini yang jarang kita temui. Tindakan ini tentunya secara tidak langsung akan menyentil para pemimpin kita di Indonesia saat ini. Di saat krisis yang sedemikian parah, di saat rakyat menderita kelaparan, di saat semua harga barang naik, para pemimpin kita dengan terbuka dan sedikit semalu-malu serta pura-pura tidak tahu, menaikkan gaji mereka sendiri dan menambah anggaran-anggaran yang tidak perlu. Baik, presiden, wakil presiden, dan bahkan anggota dewan DPR pun seolah berlomba-lomba melakukan penaikan gaji mereka.

Apa yang dilakukan oleh Morales adalah bentuk kongkret dari sebuah tindakan yang dilandasi kesederhanaan dan kedermawanan seorang pemimpin. Kita tentu ingat dengan kesederhanaan dan kedermawanan yang diperlihatkan oleh salah satu pemimpin terkenal Islam, yaitu Umar bin Abdul Aziz. Sifat kerelaan dan kesahajaan ini tentunya sesuai dengan nilai-nilai pengorbanan seperti cerita Nabi Ismail dan Ibrahim. Orientasi Morales bukan pada pemenuhan materil lagi. Unsur kepuasan batin adalah hal yang utama. Baginya, menyenangkan hati rakyat adalah merupakan sebuah proses pemenuhan kebutuhan tertinggi. Menurut terminologi Abraham Maslow, tindakan Morales ini sudah sampai pada pencapaian tingkat aktualisasi diri (suatu tindakan berlandaskan moral yang saat ini mulai menghilang dari pejabat negara kita). Saat ini banyak anggota DPR misalnya yang bersikap oportunis. Oportunis dalam hal pengerukan keuntungan dari segi materil, baik secara legal maupun illegal terhadap harta kekayaan dan fasilitas negara. Para pejabat kita yang disinyalir masih korup itu berada di level pemenuhan kebutuhan primer, masalah perut, yaitu kebutuhan yang paling mendasar. Padahal seharusnya mereka berada di level ‘aktualisasi diri’ dalam hal status sosialnya (social status) menjadi pengayom dan pelayan masyarakat. What a shame!

Contoh Keteladanan

Mungkin ada beberapa nama yang menjadi icon dalam gerakan penghematan atau menolak kemewahan atau juga menggalakkan sifat zuhud dan sederhana. Beberapa waktu lalu kita sempat mendengar ada sekelompok anggota DPR yang menolak pemberian mobil dinas yang mewah. Ada juga yang menolak menginap di hotel berbintang. Tapi jumlah mereka tidak signifikan. Sangat sedikit dan bisa dihitung dengan jari. Sehingga tidak mampu menggerakkan massa DPR yang jumlahnya ratusan orang. Bahkan cibiran dan hinaan kerap menghampiri mereka yang menolak fasilitas-fasilitas mewah dari negara. Sikap mental pemimpin yang lebih senang kepada kemewahan ini menjadi bumerang tersendiri bagi kita sebagai rakyat. Dengan meningkatnya anggaran negara terhadap pos-pos yang sebenarnya tidak perlu dibiayai-seperti jalan-jalan wisata ke Mesir beberpa waktu lalu-ikut memicu peningkatan jumlah RAPBN kita dan berimplikasi pada keterbukaan peluang untuk berutang kepada IMF, CGI dan Bank Dunia lagi.

Penutup

Jika memang Morales yang notabene adalah pemimpin negara yang bukan berpenduduk muslim dan berada di salah satu daftar negara termiskin di dunia, bisa melakukan pemotongan gaji dan mampu menunjukkan kepada rakyatnya untuk bertindak dengan berlandaskan moral dan hati nurani, maka kenapa para pemimpin kita tidak bisa melakukan hal serupa? Padahal negara kita dikuasai oleh pemimpin muslim dan terkenal sebagai negara berpenduduk muslim terbesar dunia, bukan?

Mari kita jadikan hal ini sebagai renungan spiritual. Belum terlambat bagi para pejabat negara ini untuk mengambil tindakan ‘pemotongan gaji’ sebagai resolusi tambahan di tahun 2006 ini. Bersamaan dengan momentum hari raya Idhul Adha ini, hendaknya kita (pemerintah bersama rakyat) bisa melakukan refleksi spiritual bersama dalam mengkampanyekan gerakan kesalehan sosial diantara kita. Semoga dengan adanya kesukarelaan ‘pemotongan gaji’ oleh pejabat tinggi, akan meningkatkan kembali kepercayaan rakyat terhadap pemerintah yang sedang mengalami penurunan pasca kenaikan harga BBM tahun 2004 lalu.

Adlil Umarat (Mahasiswa Sosiologi FSIP, UI)
cuad_nv@yahoo.com

1 komentar:

madrejaea mengatakan...

Microtouch Solo Titanium: All-In-One (Bin) - Titanium Arks
Microtouch Solo Titanium, made chi titanium flat iron with our flagship Titanium Arks and a fully titanium nitride bolt carrier group integrated modular concept microtouch titanium trim walmart design. ford transit connect titanium It is an extension of the line titanium color of